Berbagai tradisi dilakukan dalam rangka merayakan hari raya idul fitri. Salah satu tradisi tersebut adalah lebaran ketupat yang biasanya dilakukan oleh masyarakat jawa. Makna tradisi lebaran ketupat ini dianggap sebagai pelengkap Hari Kemenangan.
Jadi bagi masyarakat jawa, terdapat dua kali perayaan pelaksanaan lebaran. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lebaran ketupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah hari raya idul fitri, yaitu pada tanggal 8 syawal. Hal ini dilakukan dalam rangka merayakan selesainya pelaksanaan ibadah puasa 6 hari di bulan syawal.
Sunan kalijaga merupakan orang pertama yang memperkenalkan makna tradisi lebaran ketupat pada masyarakat jawa. Saat itu ada dua istilah yang dikenalkan oleh Sunan Kalijaga yaitu bakda lebaran yang merupakan tradisi silaturahmi dan bermaaf-maafan setelah salat idul fitri dan bakda kupat yang merupakan perayaan seminggu setelahnya.
Perayaan tradisi lebaran ketupat ini dilambangkan sebagai simbol kebersamaan dengan memasak ketupat dan mengantarkannya kepada sanak kerabat pada tradisi masyarakat jawa.
Makna tradisi lebaran ketupat di sini juga memiliki makna sebagai simbol memita maaf yang diambil dari Bahasa jawa yaitu “Lepat” yang memiliki arti kesalahan, dimana kita sebagai manusia diharuskan untuk saling memaafkan.
Adapun tradisi ini juga terlihat di Desa Kumitir. Warga melakukan perayaan lebaran ketupat ini di mushola masing-masing dengan membawa hidangan ketupat dan yang lainnya berdoa bersama kemudian saling tukar menukar hidangan ketupat .