Gapoktan Margo Tani Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, sukses panen 15 ton umbi porang pada lahan dua hektare. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Teguh Gunarko meninjau panen raya secara langsung, Jumat (27/8) pagi.
Umbi porang yang berharga Rp 7.200 per kilogramnya ini, nantinya akan dijual di pabrik untuk diolah. Umbi yang sudah dikenal sejak zaman penjajahan Jepang, memiliki nama lokal 'iles-iles'. Pada tahun 2018, porang bahkan pernah melejit dengan harga di atas Rp 10 ribu.
Dikutip dari berbagai sumber dan jurnal, umbi menjanjikan ini dapat diolah menjadi bahan makanan Jepang seperti mie shirataki atau konnyaku serta pengental es krim. Buahnya bisa diolah jadi lem ramah lingkungan, bahan campuran untuk industri kertas, perekat, cat, kain katun, wol, pengkilap kain alami, pembersih air, bahan obat, hingga penghantar (isolator) listrik.
Meski sangat menjanjikan, komoditi porang yang ditanam di lahan Desa Jembul menemui beberapa kendala. Salah satunya insfratruktur dari permukiman ke gunung, untuk kemudahan mobilitas. Namun kabar baiknya, keuntungan penjualan porang tidak banyak susut meski dipotong dengan biaya ongkos ojek. Hal tersebut disebabkan permintaan pasar untuk umbi porang, dilaporkan cukup besar dan bernilai ekspor tinggi.
’’Porang telah membantu perekonomian warga. Porang bukan tanaman pokok tapi sangat istimewa. Dia bisa ditanam di mana-di mana. Keberadaannya pun tidak mengganggu tanaman lain. Alhamdulillah penghasilan kami meningkat sejak menanam porang. Semoga dengan kedatangan Ibu Bupati, petani porang bisa lebih maju lagi,’’ kata Samsul Huda, ketua kelompok tani.
Bupati Ikfina menyatakan, untuk mendukung penuh, usaha pertanian umbi porang di Kabupaten Mojokerto. Menurut bupati Kabupaten Mojokerto memiliki peluang besar menghasilkan porang yang berkualitas karena didukung letak geografis dan cuaca mendukung.
’’Secara geografis, daerah kita bagus. Lahan dan cuaca juga mendukung untuk bertani porang. Bahkan, dibandingkan dengan daerah lain yang juga bertanam porang. Peluang kita sangat besar, apalagi kalau sudah dipadu ilmu pengetahuan dan teknologi,’’ terang bupati.
Bupati Ikfina menambahkan dengan memanfaatkan peluang yang ada, daerah akan maju dan dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Salah satu yang dicetuskan untuk ide ke depan, adalah menunjuk satu daerah khusus di Kabupaten Mojokerto sebagai sentra penanaman porang. Harapannya, stimulus tersebut dapat membantu wilayah lain untuk maju bersama dalam meningkatkan produksi tanaman porang.
’’Harus ada satu desa yang kita arahkan, kita bimbing untuk menjadi ikon atau maskot pertanian porang. Ini supaya desa lain bisa meniru. Jadi semuanya bisa maju bersama-sama. Terkait pembangunan desa, tolong segera buat perencanaan agar semuanya dapat ditata dengan baik. Nantinya kami bisa turun ke desa-desa untuk membuat program hingga mampu berkembang bersama,’’ tambah bupati. (tik)
*Sumber : https://radarmojokerto.jawapos.com/