Pemerintah terus menguatkan transparansi data terkait penanganan pandemi Covid-19. Seperti yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan memperbarui website (laman) www.vaksin.kemkes.go.id/.
Website yang awalnya hanya memuat informasi status vaksin dan situasi Covid-19, kini telah ditambahkan informasi stok vaksin. Tujuannya untuk meningkatkan transparansi maupun kontrol terhadap stok vaksin baik di level provinsi maupun kabupaten/kota secara waktu sebenarnya (real-time).
"Saat ini dashboard vaksin Kemenkes telah diperbarui, sehingga pengguna dimudahkan untuk memantau estimasi ketersediaan stok vaksin dan update data jumlah vaksin berdasarkan wilayah dengan satuan terkecil adalah kabupaten/kota," kata Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Kamis (19/8/2021).
Dari laman itu, ketika membuka menu ‘stock vaksin’ akan terpampang seluruh daerah tingkat provinsi hingga kabupaten/kota yang dibagi berdasarkan kategori jumlah penerimaan, pemakaian, sisa stok dosis, rerata pemakaian dalam seminggu serta estimasi sisa hari stok dosis.
Misalnya, data per 21 Agustus 2021 pukul 17.00 WIB, provinsi Gorontalo memiliki kecukupan stok vaksin hingga 62,14 hari, adapun provinsi Nusa Tenggara Timur 6,22 hari. Sementara itu, DKI Jakarta yang memiliki sisa stok terbanyak di Indonesia, 3,1 juta dosis, diperkirakan stoknya saat ini baru habis dalam 16 hari ke depan. Total ada 25 provinsi yang mempunyai stok lebih dari 14 hari, lima provinsi 10-14 hari, tiga provinsi 7-10 hari dan 1 provinsi kurang dari tujuh hari.
Dalam menu baru tersebut, Kemenkes juga menyediakan visualisasi dalam bentuk peta yang masing-masing daerah dibedakan warnanya guna mempercepat serta memudahkan pengklasifikasian update ketersediaan vaksin di daerah. Warna biru menunjukkan estimasi stok vaksin aman hingga lebih dari 14 hari, warna hijau estimasi stok vaksin cukup untuk 10-14 hari, warna kuning cukup untuk 7-10 hari, dan warna merah kurang dari 7 hari.
Jubir Covid-19 Nadia merinci, data yang disajikan dalam dashboard vaksinasi berasal dari hasil pencatatan dan pelaporan vaksin dan logistik pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Pelaporan itu menggunakan sistem monitoring logistik elektronik, yaitu Bio Tracking dan Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik secara Elektronik (SMILE).
SMILE merupakan platform yang memuat data real-time seputar rantai dingin distribusi vaksin yang mencakup jumlah, nomor batch dan tanggal kedaluwarsa vaksin yang diterima dari distributor di setiap tingkatan serta lokasi penyimpanannya mulai dari tingkat provinsi hingga puskesmas.
Pencatatan ini untuk memastikan stok vaksin pusat dan daerah sama sekaligus sebagai bentuk transparansi terhadap pengelolaan vaksin Covid-19, sehingga penting bagi petugas yang bertanggung jawab atas logistik vaksin untuk melakukan pemutakhiran penerimaan, serta keluar dan masuknya vaksin di fasilitasnya masing-masing. Mekanisme itu cukup menggunakan telepon genggam.
Lebih lanjut, pencatatan yang dilakukan melalui SMILE akan dilaporkan kembali secara real-time ke sistem informasi satu data vaksinasi Covid-19, untuk selanjutnya ditampilkan di dashboard vaksinasi dan akan di-update secara berkala satu hari sekali di jam 17.00 WIB.
Untuk melengkapi kebutuhan masyarakat maupun petugas publik dalam penanganan Covid-19, data di laman vaksin.kemkes.go.id itu ditautkan langsung ke platform agregator s.id/infovaksin/ yang dikelola bersama oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kemenkes, dan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).
Menurut Menkominfo Johnny G Plate, melalui platform tersebut, publik bisa melakukan pencarian lokasi vaksinasi terdekat, baik yang diselenggarakan secara periodik, maupun yang diselenggarakan oleh fasyankes tetap vaksinasi. Masyarakat hanya perlu masuk ke laman tersebut, memilih menu ‘lokasi faskes vaksinasi’, lalu memilih provinsi dan kabupaten sesuai dengan opsi yang tersedia. Daftar lokasi vaksinasi akan muncul begitu kita menekan pilihan ‘cari sekarang’.
Selain informasi umum seperti alamat, telepon, jam operasional, serta cara pendaftaran, masyarakat juga dapat menemukan data terkait kategori dan ketersediaan jumlah dosis vaksin.
Fitur tersebut juga terhubung dengan peta digital, sehingga memudahkan masyarakat untuk mendatangi lokasi dimaksud. Menteri Johnny menambahkan, informasi aktual tentang lokasi vaksinasi terdekat dan stok vaksin seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat.
"Teknologi digital sangat memungkinkan fleksibilitas akses informasi yang komprehensif seperti ini. Sehingga warga tidak perlu lagi merasa bingung bagaimana mendapatkan keterangan yang benar tentang vaksin di lokasi terdekat. Platform ini juga diharapkan dapat membantu aparat dan petugas untuk menjawab pertanyaan warga tentang hal-hal terkait vaksinasi Covid-19," ujarnya.
Dalam platform tersebut, informasi dan data pada fitur ‘lokasi faskes vaksinasi’ bersumber dari layanan urun data (i) https://vaksinasi.id/ , laman https://covid19.go.id/, dan control tower KCPEN. Sementara itu, tautan ‘ketersediaan stok vaksin’ adalah fitur baru yang ditambahkan dan menggunakan sumber dari situs Kementerian Kesehatan di laman terkait vaksin Covid-19 https://vaksin.kemkes.go.id/#/alokasi_vaksin.
Mengingat pentingnya data tersebut, Jubir Covid-19 Nadia Tarmizi mendorong agar pemerintah daerah dan dinkes provinsi maupun kabupaten/kota bisa memanfaatkan platform SMILE untuk melakukan update secara berkala mengenai ketersediaan stok vaksin di daerahnya. Sehingga, data tersebut bisa dipakai sebagai dasar bagi pemerintah untuk menetapkan alokasi vaksin ke daerah tersebut.
Pasalnya, hal ini penting, dengan kecepatan dan ketepatan waktu distribusi vaksin ke daerah-daerah, maka cakupan vaksinasi makin merata dan target herd immunity di tahun ini diharakan bisa tercapai.
Penulis: Kristantyo Wisnubroto
Redaktur: Ratna Nuraini/Elvira Inda Sari