Vaksinasi booster sebagai langkah mengatasi pandemi COVID-19 sudah dimulai sejak tanggal Januari silam. Jika tahapan vaksinasi dilakukan sesuai jadwal, tentu saja penyuntikan vaksin juga akan berlangsung pada bulan Ramadan. Lalu, apakah pemberian vaksin saat puasa ini boleh dan aman dilakukan? Agar tak lagi bertanya-tanya, simak saja penjelasannya berikut ini.
Vaksin saat Puasa Diperbolehkan
Umat Islam yang akan menjalankan ibadah puasa mulai pertengahan bulan April tentu saja bertanya-tanya, apakah vaksinasi COVID-19 boleh dilakukan saat sedang berpuasa. Hal ini dikarenakan adanya cairan yang akan dimasukkan ke dalam tubuh. Ditakutkan nantinya, vaksinasi bisa menyebabkan batalnya ibadah puasa yang tengah dijalankan.
Berangkat dari pertanyaan yang berkembang di tengah masyarakat ini, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mengeluarkan fatwanya. Pada tanggal 16 Maret silam, Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Niam, menyampaikan bahwa vaksinasi booster COVID-19 tetap dapat dilaksanakan pada saat bulan Ramadan.
Asrorun Niam pun menjelaskan bahwa vaksinasi tersebut tidak akan membatalkan puasa yang sedang dijalankan. Pasalnya, vaksinasi COVID-19 dilakukan dengan cara injeksi intramuskuler atau penyuntikkan yang dilakukan melalui otot, bukan melalui lubang terbuka seperti mulut atau hidung. Pemberian vaksin pun tak akan menghilangkan rasa lapar dan juga dahaga.
Rekomendasi Waktu Vaksin Booster saat Puasa
Meskipun vaksinasi dibolehkan untuk dilakukan saat sedang menjalankan ibadah puasa, namun ada rekomendasi waktu pemberian vaksin yang disampaikan oleh Ketua Bidang Fatwa MUI tersebut. Asrorun Niam menyampaikan bahwa sebaiknya pemerintah melakukan vaksinasi di malam hari pada bulan Ramadan, di mana orang sudah berbuka dan memperoleh energi baru.
Pemilihan waktu yang direkomendasikan ini dikarenakan adanya kemungkinan calon penerima vaksin dengan kondisi fisik yang lemah. Dengan kondisi lemah tersebut, ditakutkan kondisinya akan semakin menurun saat memperoleh vaksinasi di siang hari atau saat sedang berpuasa. Namun, jika kondisi fisiknya bagus, pemberian vaksin saat puasa tentu tak akan jadi masalah.
Selain di malam hari, vaksinasi saat puasa juga disarankan untuk dilakukan tak jauh dari jam sahur, yakni sekitar jam 7 hingga 8 pagi. Saran ini diberikan oleh Profesor Hindra Irawan Satari, Ketua KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Tujuan dari pemilihan waktu ini adalah untuk memberikan rasa nyaman di perut alias perut tak dalam keadaan kosong saat vaksinasi.
Persiapan Sebelum Menjalani Vaksin Saat Puasa
Walau sedang menjalankan ibadah puasa, tentu saja persiapan menjelang dilakukannya vaksinasi harus tetap dijalankan. Dengan adanya persiapan ini, diharapkan vaksin yang diinjeksikan ke dalam tubuh melalui otot bisa bekerja sebagaimana mestinya, yakni membuat tubuh terlindungi dari ancaman virus COVID-19. Berikut beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan jelang vaksinasi.
- Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi
Sebelum vaksin booster, baik AstraZeneca maupun Pfzier, Anda perlu menngonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dianggap sebagai salah satu faktor yang meningkatkan efektivitas vaksin yang diperoleh. Dengan memperoleh energi yang cukup dari makanan yang dikonsumsi, maka daya tahan tubuh akan semakin baik. Oleh sebab itu, pastikan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka puasa, bisa menutrisi tubuh dengan baik.
- Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
Walau sedang berpuasa, pastikan bahwa tubuh tetap terhidrasi dengan baik, apalagi saat akan menjalani vaksinasi. Selain dengan mengonsumsi lebih banyak air putih, pengonsumsian buah yang kaya akan cairan dan elektrolit juga sangat direkomendasikan saat sahur dan berbuka puasa. Buah-buahan yang diketahui kaya akan air seperti mentimun, semangka, dan juga buah kelapa.
- Tidur yang Cukup
Tidur dengan waktu yang cukup sangat direkomendasikan untuk dilakukan jelang seseorang menjalani vaksinasi. Pasalnya, kondisi yang kurang tidur bisa menyebabkan berkurangnya produksi antibodi dalam tubuh. Antibodi yang menurun akan bisa memicu gagalnya vaksinasi yang dilakukan. Pastikan untuk tidur yang cukup setidaknya 2 malam sebelum vaksinasi.
- Hindari Stres
Sama dengan kurang waktu tidur, stres yang dialami akan bisa menurunkan tingkat produksi antibodi dalam tubuh. Akibatnya tentu sistem kekebalan tubuh akan melemah dan membuat vaksin yang diterima oleh tubuh tak bisa bekerja dengan maksimal. Oleh sebab itu, lakukanlah hal yang bisa membuat pikiran jadi tenang dan lapang, khususnya saat menjalankan ibadah puasa.
Reaksi yang Mungkin Timbul Setelah Vaksinasi
Setelah menjalani vaksinasi, ada beberapa reaksi yang mungkin dirasakan. Reaksi yang mungkin dialami tersebut seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat injeksi vaksin, demam, nyeri otot seluruh tubuh, nyeri sendi, atau sakit kepala. Namun, dikatakan bahwa reaksi atau efek samping ini sifatnya ringan, segera, sementara, serta dapat hilang dengan sendirinya.
Anda juga dapat mengkonsumsi obat khusus nyeri dan demam untuk meredakannya. Sanmol 500Mg 4 Tablet - 4 Tablet - Obat Demam/Nyeri (Rp 1.359) mengandung paracetamol 500 mg yang memiliki aktivitas analgesik dengan meningkatkan ambang rasa sakit dan sebagai antipiretik yang diduga bekerja langsung di pusat pengatur panas.
Pemberian vaksin saat puasa dipastikan boleh untuk dilakukan, seiring dengan dikeluarkannya fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dengan begini, masyarakat tak perlu khawatir akan kemungkinan batalnya puasa, dikarenakan menjalani vaksinasi saat sedang berpuasa. Vaksinasi yang dilakukan saat Ramadan nanti, akan melancarkan proses vaksinasi yang direncanakan pemerintah.
Referensi :
https://lifepack.id/bolehkah-pemberian-vaksin-saat-puasa-ini-penjelasannya/